Diskusi di kampus memang menarik, apalagi hal itu mampu meningkatkan ghirah budaya baca, bagi kawan-kawan. Lama tidak ngobrol soal politik lokal, membuatku hampir tidak tahu strategi untuk melangkah demi kemaslahatan umat. Pertarungan politisi yang semakin kental dan penuh ambisi, mewarnai kondisi sosial di kota Salatiga. Pemilihan walikota dan wakil wali kota semakin dekat, banyak para tim sukses bekerja ekstra demi keberhasilan pilwalkot ini.
Transaksi politikpun semakin tidak bisa dibendung, partai-partai sibuk dengan konsolidasi mereka demi kekuasaan. Hampir semua fokus tertuju pada bagaimana cara memperoleh suara yang banyak sehingga dukungan serta kekuatan basis sengaja mereka cari dengan berbagai cara. Berbagai trik dilakukan, namun banyak yang bertanya, apakah hal itu memang dalam rangka untuk kesejahteraan masyarakat?
Pendidikan moral, sosial, politik memang sangat penting , demi terciptanya masyarakat yang cerdas dalam memilih,namun demokrasi yang seharusnya mampu memberi harapan baru bagi rakyat, terkadang direkayasa sedemikian rupa oleh para birokrasi yang nakal. Sebenarnya kekuatan apa yang masih ada dalam diri kita, apakah itu ideologi,kolektifitas atau yang lain. Terkadang ideologi pun mampu terbeli dengan lembaran rupiah yang hanya habis dalam waktu beberapa jam.Pengetahuan yang seharusnya untuk kesejahteraan sosial , kini hanya digunakan untuk merusak tatanan demokrasi. Kultur budaya yang semakin tidak jelas, orientasi politik yang semakin kacau, membuat aku dan teman-teman semakin resah. Tapi ada satu hal yang semoga masih bisa dipegang, bagi kota salatiga, yakni "hati beriman" sebagaimana bahasa yang sudah menjadi kesepahaman bersama yaitu kota salatiga hati beriman. Semoga hal itu masih bisa dipegang oleh masyarakat salatiga. amin.
0 komentar:
Post a Comment